News & Research

Reader

Bos BCA Buka-Bukaan Alasan Rupiah Jeblok, Bukan Iran-Israel
Saturday, April 27, 2024       12:06 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang Rupiah terhadao dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga tembus di atas Rp 16.300. Namun, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menyebut yang menjadi penyebab tren pelemahan rupiah bukan karena konflik di Timur Tengah yang memanas.
Menurutnya, ada beberapa faktor musiman yanh menjadi penyebab pelemahan mata uang garuda, seperti meningkatnya kebutuhan sektor riil.
Ia mengatakan dalam persiapan Hari Raya Idul Fitri 2024, para pengusaha juga bersiap membeli bahan baku untuk kebutuhan produksi. Sebab, kebutuhan pada masa Lebaran akan lebih tinggi dari kebutuhan hari biasa.
"Jadi ada kebutuhan impor, juga meningkat," ujar Jahja pada saat konferensi pers kinerja BCA Kuartal I-2024 secara virtual, dikutip Sabtu (17/4).
Selain itu, ia menyebut faktor lain yang menyebabkan pelemahan rupiah adalah aksi penarikan modal dari investor luar negeri dari saham dan obligasi di pasar modal RI. Kemudian, musim pembagian dividen di kuartal I-2024 yang sebagian besar mengalir ke luar untuk para investor asing yang merupakan pemilik perusahaan di Indonesia.
"Jadi ada masalah supply dan demand," terang Jahja.
Dalam hal ini, ia membenarkan Bank Indonesia (BI) yang belum memberikan intervensi terhadap pelemahan rupiah.
"Memang kalau lagi ada kebutuhan riil yang meningkat tidak boleh diintervensi. Saya pikir itu akan seperti membuang garam ke laut," kata Jahja.
Namun, ia berharap ketika kebutuhan dolar sudah menurun, bank sentral bisa menstabilisasi kembali kurs dolar agar bisa kembali di bawah Rp16.000.
(fab/fab)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru